BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Batik adalah hasil
kebudayaan bangsa Indonesia yang memiliki nilai tinggi. Banyak daerah di
Indonesia mengembangkan batik dengan gaya, corak, motif, dan pewarnaan
tradisional yang khas. Pada zaman sekarang batik merupakan suatu budaya
dan kesenian yang sedang menjadi bahan pembicaraan dan juga sering dipakai
dalam segala keperluan. Hal ini dikarenakan, batik
sebagai kekayaan budaya bangsa diakui oleh UNESCO sebagai seni budaya
Indonesia. Oleh sebab itu perlu penekanan
khusus pendidikan seni yang mengenalkan keragaman
budaya bangsa khususnya tentang batik. Secara yuridis keberadaan pendidikan seni budaya seperti yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, pada
pasal 4 ayat 1 yang mengatur tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan yang
mempertimbangkan nilai-nilai kultural masyarakat yang sangat beragam.
Pendidikan
seni budaya dan keterampilan diberdayakan di sekolah agar dapat memberikan
keterampilan kepada anak untuk mandiri di masyarakat sesuai konteks budayanya.
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dikemas dalam KTSP dengan pendekatan
pembelajaran konstektual akan memberikan kesempatan tiap daerah atau sekolah
untuk ikut bertanggungjawab mengembangkan dan melestarikan seni budaya
tradisi/lokal di tiap daerah tempat sekolah tersebut berada. Pendidikan
keterampilan siap untuk membantu pengembangan anak dalam konsep pendekatan live skills yang menyiapkan anak untuk
memiliki kecakapan hidup yang bermakna dan berguna di kemudian hari.
Mata
pelajaran keterampilan pada dasarnya adalah suatu mata pelajaran yang
menyenangkan dan mudah dipelajari jika disajikan secara tepat. Oleh sebab itu,
mulai pendidikan dasar harus dikenalkan pendidikan seni budaya dan keterampilan dengan konsep dan cara
yang benar. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan pengalaman belajar siswa
dengan pola, konsep, dan model baru yang dapat mengembangkan pengalaman
estetis, berkreativitas, berapresiasi melalui pembelajaran seni.
B. Rumusan Masalah
1.
Menemukan
desain dan strategi pembelajaran yang tepat untuk Mata Pelajaran Seni Budaya
dan Keterampilan kelas VI SD/MI.
2.
Agar dapat
mencapai tujuan pendidikan nasional.
C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menemukan
desain dan strategi pembelajaran yang sesuai untuk Mata Pelajaran Seni dan
Budaya kelas VI SD/MI sehingga siswa-siswa tersebut mampu mencapai standar
kompetensi yaitu mengapresiasi karya seni rupa.
BAB II
RANCANGAN
DESAIN DAN STRATEGI
PEMBELAJARAN
A.
Cover
Buku
B. Silabus Seni Budaya dan
Keterampilan kelas VI SD/MI Semester 1
C. Contoh
RPP
D.
Desain dan Strategi Pembelajaran
hasil rancangan Kelompok 1
Pada mata
pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan kelas VI SD/MI yang akan kami buat
rancangan desain dan strategi pembelajaran memiliki standar kompetensi mampu
mengapresiasi karya seni rupa. Pembelajaran
apresiasi bertujuan untuk mengembangkan kesadaran, pengalaman, dan
penghargaan terhadap proses berkarya dan hasil karya seni. Kegiatan apresiasi
dapat dilakukan melalui pengamatan, melakukan percobaan, diskusi, dan
pembahasan hasil karya seni. Setelah itu kompetensi dasarnya adalah
mengidentifikasi jenis motif hias pada karya seni rupa nusantara daerah lain.
Indikator pencapaian kompetensi yaitu siswa mengamati beberapa
gambar/foto/model ragam hias batik Nusantara daerah lain; mengidentifikasi ragam
hias batik Nusantara daerah lain; dan mengidentifikasi teknik dan bahan
pembuatan batik.
Metode Kegiatan
Karya batik merupakan salah satu
karya seni yang banyak diminati oleh masyarakat apalagi jika desain dari karya
tersebut unik dan menarik. Oleh karena itu, siswa perlu diberi tambahan pengetahuan dan
keterampilan mengenai pengembangan desain batik dan pembelajaran batik.
Pelatihan ini menggunakan metode:
1). Metode presentasi
Metode ini digunakan untuk menyampaikan beberapa
hal yang berkaitan dengan macam-macam
karya batik dan ciri khas dari batik tersebut. Presentasi verbal melalui
ceramah dan tayangan, presentasi visual menyampaikan contoh produk dan contoh
motif batik sebagai sumber ide penciptaan.
2) Metode Inkuiri
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau
terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan
melakukan penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan
untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan
intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir
reflektif. Pendekatan inkuiri yang
digunakan adalah Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified free inquiry approach).
Pendekatan
ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri
sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas.
Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap
diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam
pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk
diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan pendekatan ini
menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan.
Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak
terstruktur. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan
permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan
memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau
melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran [RPP]
Nama Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Seni
Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester :VI/1
Topik/Tema : Mengenal
Batik
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A.
Standar
Kompetensi:
Mengapresiasi
karya seni rupa
B.
Kompetensi
Dasar:
Mengidentifikasi
jenis motif hias pada karya seni rupa Nusantara daerah lain
C. Indikator:
1.
Siswa mengamati beberapa
gambar/foto/model ragam hias batik Nusantara daerah lain;
2.
Mengidentifikasi ragam hias batik
Nusantara daerah lain;
3.
Mengidentifikasi teknik dan bahan
pembuatan batik.
D. Tujuan
Pembelajaran
Siswa mampu mengenal berbagai macam jenis motif hias pada karya seni rupa
Nusantara daerah lain
E. Materi
Ajar/Pembelajaran
Karya Seni Rupa
F.
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Kontekstual
2.
Metode :
Presentasi
Inkuiri
Demontrasi
Diskusi Kelompok
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahapan
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Pendahuluan
|
Apersepsi/motivasi
· Setelah mempersiapkan siswa untuk belajar, guru menarik perhatian
siswa dengan menceritakan tentang
batik.
· Kemudian guru memerintahkan anak-anak untuk
menemukan gambar batik yang sebelumnya telah disebarkan di dalam kelas
tersebut.
· Guru menunjuk beberapa siswa untuk
memperlihatkan batik yang telah ditemukan.
· Guru menambahkan informasi tentang batik yang
telah ditemukan siswa tersebut.
· Kemudian guru mulai memutarkan slide presentasi
tentang macam-macam batik beserta teknik pembuatan batik
|
Kegiatan Inti
|
Presentasi materi
Guru mengenalkan batik melalui slide presentasi
dan memutarkan video tentang pembuatan batik. Setelah itu guru tersebut
menggunakan metode pembelajaran tebak gambar.
Langkah-langkah :
Demonstrasi
Guru memerintahkan masing-masing kelompok untuk memaparkan
gambar apa saja yang telah berhasil ia dapat.
Diskusi
Guru bertanya kepada siswa apa saja ciri-ciri
dari gambar batik tersebut dan membandingkannya dengan ciri-ciri dari gambar
batik yang lain.
|
Penutup
|
Overview/Simpulan
Guru merangkum dan
memberitahukan tentang berbagai macam jenis motif batik dan teknik membuat
batik.
Penghargaan/Penugasan
Memberikan penghargaan kepada seluruh siswa atas partisipasi
aktifnya dalam belajar dan selanjutnya memberikan tugas rumah berupa mencari motif-motif batik di lingkungan sekitar rumah.
|
E.
Sumber, Alat, dan Media
Pembelajaran
1.
Buku paket SBK standar isi 2006
2.
Model Karya seni rupa 3 dimensi dan 2
dimensi
3.
Gambar atau foto
F.
Penilaian:
Penilaian yang digunakan
berbasis kelas dan menggunakan instrumen penilaian berikut:
1. Tes Pertanyaan: Siswa diberikan tes tertulis untuk mnyebutkan mcam-macam motif batik Nusantara daerah lain.
2. Tes Praktik : Praktik Pengenalan diri siswa didepan kelas
secara berpasangan.
Semarang, Januari
2013
Mengetahui,
Kepala Sekolah/Madrasah Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masih sedikit desain dan strategi pembelajaran yang
mengacu pada keterlibatan siswa dalam proses belajar. Padahal siswa lebih
senang untuk dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu,
penggunaan startegi pemeblajaran yang hanya menggunakan strategi ceramah belum
mampu memaksimalkan pemahaman siswa. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa
Sekolah Dasar yang masih memiliki pola berfikir kongkrit dalam pembelajaran.
Model pembelajaran
Tebak Gambar menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih
luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh serta
mengembangkan pengetahuan, sikap nilai dan ketrampilan sosial yang bermanfaat
bagi kehidupannya di masyarakat. Metode ini menuntut siswa untuk lebih
interaktif sehingga dapat menemukan ilmu sendiri. Didalam pembelajaran ini siswa tidak hanya belajar dari seorang guru
tetapi dapat belajar dari siswa lainnya serta mempunyai kesempatan untuk
membelajarkan siswa lainnya .
B. Saran
Untuk menciptakan iklim pembelajaran yang menarik
dan interaktif bagi siswa maka perlu adanya keterlibatan siswa untuk menemukan
suatu ilmu. Selain guru memberikan
informasi maka selebihnya murid tersebut yang akan mnemukan informasi yang
dibutuhkan sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Silabus SBK
Kelas VI Semester 1
RPP SBK Kelas VI Semester 1
Pelatihan Membatik Bagi Guru SMA Se-Kabupaten Bantul Oleh Martono 28 September
2010 diunduh pada 10 desember 2012
Model-Model
Pembelajaran yang Efektif diunduh
16 Oktober 2012
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan
Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar