PENDAHULUAN
Masalah
Lingkungan sudah ada sejak dahulu. Masalah lingkungan yang akan kami bahas ini
terbagi menjadi 3, yaitu masalah lingkungan lokal, nasional, dan internasional.
Masalah lingkungan ini dikarenakan kemajuan teknologi yang menggunakan
bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan. Misalnya saja permasalahan lingkungan lokal
yaitu di Kota Semarang, masalah lingkungan yang umum terjadi di Kota Semarang,
antara lain penyebaran air payau (intrusi air laut), longsor dan limbah cair,
banjir dan rob. Selain itu masalah lingkungan secara nasional ada kerusakan
hutan tropis, kerusakan terumbu karang, kerusakan hutan bakau, dan tentunya masih banyak lagi, namun kami hanya membahas
sebagian saja. Masalah Lingkungan secara global antara lain, perubahan iklim
(Pemanasan Global), penipisan lapisan Ozon, Efek rumah kaca, Hujan Asam.
Masalah lingkungan ini tentu tidak bisa dihapuskan, namun kita sebagai manusia
bisa menguranginya atau menghentikan perluasan masalah ini dengan menjaga
lingkungan, seperti mengurangi atau bahkan mengganti barang-barang yang tidak
ramah lingkungan ke barang-barang yang ramah lingkungan. Seperti semboyan
Unnes, konservasi lanjutkan, begitulah seharusnya kita menjaga alam ini. Dengan
menjaga alam maka alam akan menjaga kehidupan manusia.
Kami
berharap dengan pembuatan makalah ini, minimal kami bisa lebih peka lagi
terhadap lingkungan dengan mengetahui bahwa lingkungan ini sudah mulai ada
masalah. Pengetahuan akan masalah lingkungan ini membuat kami berkewajiban
untuk menjaga dan menemukan solusi dari permasalahan ini. Dan akhirnya kami
sebagai penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kami dan
pembaca. Kritik dan saran terus kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
A) Lingkungan dan Permasalahannya
Polusi
atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
(Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982) (Edrian Dwa Wadhissa & Muhammad
Mustolihudin
blog).
Kerusakan
lingkungan mengakibatkan kerusakan kehidupan, contohnya smog, asap menyerupai kabut yang berasal dari buangan mobil dan
pabrik yang kemudian bereaksi dengan matahari, akan menganggu kesehatan (sistem
pernafasan). Juga pengaruh logam berat air raksa (Hg) yang menyebabkan penyakit
Minamata serta limbah logam cadmium (Cd) yang menyebabkan penyakit Itai-itai (keduanya
di Jepang). Contoh diatas telah menarik perhatian serius beberapa negara sejak
mulai 1970-an, tepatnya setelah diselenggarakan konferensi PBB tentang
lingkungan hidup di Stockhlom 5-11 Juni 1972. Sehingga tanggal 5 Juni selain
dijadikan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (The Environment Day), didirikan pula badan
PBB yang mengurus masalah lingkungan yaitu United
Nation Enviromental Programme (UNEP). Perlu diketahui bahwa pada konferensi
tersebut ikut serta perwakilan Indonesia, yang sebelumnnya telah mengadakan
seminar tentang lingkungan hidup untuk pertama kalinya di Indonesia 15-18 Mei
1972 (Soemarwoto, 1977 sebagaimana dikutip oleh Tim
penyusun PLH. 2009).
Beberapa
hal pokok yang menyebabkan timbulnya masalah lingkungan antara lain adalah
tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, meningkatnya kualitas dan kuantitas
limbah, adanya pencemaran lintas batas negara.
B) Masalah Lingkungan Secara Global
Masalah
lingkungan saat ini menjadi salah satu isu yang paling sering dibahas baik oleh
pemerintah, peneliti maupun badan organisasi di level internasional maupun lokal.
Beberapa masalah lingkungan global anatara lain:
1
Perubahan Iklim (Pemanasan Global)
Dampak Perubahan Iklim Laporan
“Climate Change 2007: Climate Change Impacts, Adaptation and Vulnerability”
memuat dampak perubahan iklim yang sudah dan yang mungkin akan terjadi di masa
depan. Salah satu kesimpulannya, pemanasan global akan memberi dampak negative
yang nyata bagi kehidupan ratusan juta warga di dunia. Salah satunya adalah
meningkatnya suhu permukaan bumi sepanjang lima tahun mendatang. Ini akan
mengakibatkan gunung es di Amerika Latin mencair. Dampaknya panen gagal, yang
hingga tahun 2050 membuat 130 juta penduduk dunia terutama di Asia mengalami
kelaparan. Pertanian gandum di Afrika juga bernasib sama. Pemanasan global juga
membuat permukaan laut meningkat, lenyapnya beberapa spesies dan bencana
nasional yang makin meningkat. 30% garis pantai di dunia lenyap pada 2080.
Lapisan es di kutub mencair hingga terjadi aliran air di Kutub Utara dan
membuat Terusan Panama terbenam.
Meski tingkat emisi GRK (Gas Rumah Kaca) terus meningkat,
ada banyak peluang untuk menguranginya. Salah satu cara melalui perubahan gaya
hidup dan pola konsumsi. IPCC memberikan rekomendasi kebijakan dan instrument
yang dinilai efektif menurunkan emisi GRK, seperti dalam sektor energi: (http://walhibali.blogspot.com/2007)
-
Mengurangi subsidi bahan bakar fosil.
-
Pajak karbon untuk bahan bakar fosil.
-
Kewajiban menggunakan energi terbarukan.
-
Penetapan harga listrik bagi energi terbarukan.
-
Subsidi bagi produsen
2
Penipisan Lapisan Ozon
Berlubangnya
lapisan ozon sebagian besar disebabkan oleh CFC (Chlorofluorocarbons), HCFC (Hydrochlorofluorocarbons),
HFC (Hydrofluorocarbons), dan PFC (Perfluorocarbon). Gas CFC digunakan sebagai
gas pengembang, karena tidak bereaks, tidak berbau, tidak berasa dan tidak
berbahaya. Banyak di gunakan untuk mengembangkan busa kursi, untuk AC, pendingin
lemari es dan penyemprot rambut.
Tetapi, ternyata ada juga keburukan dari gas ini. (Edrian Dwa Wadhissa & Muhammad
Mustolihudin blog)
Peristiwa berlubangnya ozon karena CFC
melalui urutan sebagai berikut: CFC terlepas dari sumber dan naik ke stratosfer
, sinar matahari memecah CFC sehingga menjadi atom klorin yang kemudian menjadi
penyebab rusaknya lapisan ozon. Berlubangnya lapisan ozon mengakibatkan semakin
banyak radiasi yang mencapai permukaan
bumi. Untuk manusia, paparan sinar UV yang berlebihan mengakibatkan kanker
kulit, katarak, dan memperlemah sistem kekebalan tubuh. Peningkatan radiasi UV
juga mengakibatkan berkurangnya hasil
panen dan gangguan pada rantai makanan
di laut.
3
Efek Rumah Kaca
Apabila
kadar CO2 di atmosfer berlebihan dan tidak dapat segera di ubah menjadi oksigen
oleh tumbuhan karena banyak hutan dunia yang di tebang setiap tahunnya, maka
CO2 beserta debu akan membentuk lapisan seperti kaca, sehingga sinar ultra
violet dari cahaya matahari yang masuk ke bumi yang mengenai tanah akan di
pantul kan kembali ke atmosfer dan di pantul kan kembali oleh lapisan CO2 yang
telah terbentuk di atmosfer kembali ke bumi dan demikian seterusnya peristiwa
ini di sebut sebagai efek rumah kaca (green house). Sehingga suhu bumi
akan meningkat atau terjadi global warming (Edrian Dwa Wadhissa & Muhammad Mustolihudin
blog).
4
Hujan Asam
Hujan
Asam adalah istilah yang secara luas digunakan untuk campuran materi asam
nitrit dan asam sulfit baik secara basah dan kering dari atmosfer melebihi jumlah
normal. Penyebab atau unsur kimia pembentuk dari hujan asam berasal dari
sumber-sumber alami seperti kegiatan
vulkanik dan vegetasi yang terurai, maupun yang diakibatkan oleh aktivitas
manusia yang terutama berasal dari sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen
oksida (NO2) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. “Gas ini dapat bereaksi dengan gas
NO2 dan air hujan dan menyebabkan terjadinya hujan asam”,
sebagaimana dikutip dalam Edrian Dwa Wadhissa &
Muhammad Mustolihudin blog.
Hujan ini mengakibatkan tumbuhan dan
hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot, besi dan logam mudah
berkarat, serta bangunan-bangunan jadi cepat rusak. Pada area
dengan cuaca kering, unsure kimia asam dapat berupa debu atau asap dan jatuh ke
tanah dalam bentu deposisi kering, menempel ke tanah, gedung, rumah, mobil dan
pepohonan. Partikel gas dan padat bersifat asam ini dapat terbilas air hujan
dan jatuh sebagai air limpasan yang mengandung asam.
C) Masalah Lingkungan Nasional
Keadaan
dan masalah lingkungan pada tingkat nasional didahului oleh uraian mengenai
keadaan dan masalah kependudukan yang secara global merupakan penyebab utama
dan munculnya masalah lingkungan tersebut. Masalah kependudukan di Indonesia
ditandai oleh laju pertumbuhan penduduk relatif masih tinggi, penyebaran
penduduk belum berimbang, dan mutu kehidupan penduduk secara umum masih perlu
ditingkatkan.
Hal
demikian dibarengi oleh berbagai pola dan langkah pembangunan yang cenderung :
¨ Merusak
/mengganggu sistem pendukung kehidupan manusia.
¨ Menciptakan
ancaman dan bahaya buatan manusia dalam bentuk berbagai sumber bencana.
¨ Berlanjutnya
dampak dan resiko lingkungan ini pada generasi masa datang
¨ Makin
lemahnya struktur dan fungsi organisasi sosial masyarakat dalam berperan serta
dalam mendukung kegiatan pembangunan maupun mengelola lingkungan
Masalah
lingkungan nasional (lokal) yang ditimbulkan juga menimbulkan kerusakan pada
alam yaitu:
1
Kerusakan Hutan Tropis
Kerusakan
disebabkan penjarahan yang dilakukan secara terang-terangan menyebabkan
hutan-hutan rusak parah. Di samping penjarahan kerusakan juga diakibatkan
karena kebakaran baik karena faktor alam maupun ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab.
2
Kerusakan Terumbu Karang
Terumbu
karang adalah suatu tumbuhan dan hewan yang berada di daerah perairan laut
dangkal.
Fungsi
terumbu karang sebagai;
¨ Penahan
gelombang sehingga erosi tepi pantai dapat dikurangi.
¨ Tempat
tumbuhnya berbagai macam zooxantellae dan alga, sehingga pada siang hari menghasilkan O2 yang
diperlukan ikan dan makhluk hidup di bumi, sertadapat disajikan taman laut yang
paling mengesankan.
¨ Sumber
penghasilan dan makanan bagi masyarakat pesisir karena potensi perikanan
terumbu karang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Kerusakan
terumbu karang sampai kedalaman 3 m di Indonesia sangat menghawatirkan.
Kegiatan manusia yang menyebabkan kerusakan terumbu karang antara lain
penangkapan udang atau ikan dengan merusak karang, pengambilankarang untuk
bangunan, pembersihan karang dan perairan pantai untuk keperluan pariwisata.
Dengan rusaknya terumbu karang maka fugsi terumbu karang sebagai penahan
gelombang, tempat tinggal banyak organism, potensi ekonomi dan pariwisata jelas
terganggu.
3
Kerusakan Hutan Bakau
Hutan
bakau atau lebih dikenal dengan mangrove adalah hutan yang tumbuh sepanjang daerah,
pantai atau sekitar muara sungai dan sangat dipengaruhi pasang surut air laut.
Tempat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang 81.000
km, memilki hutan mangrove yang sangat luas. Menurut data hutan mangrove Indonesia diperkirakan 3,6 milyar hektar
khusunya disepanjang pantai timur Sumtera, pantai Kalimantan dan Irian Jaya.
Fungsi
Hutan Bakau (Reksodihardjo dan Lilley, 1996) adalah sebagai berikut:
¨ Hutan
Bakau merupakan sumber daya yang kaya baik dalam hal penyedia tempat tinggal
bagi bintang air seperti ikan, udang dan penyedia kayu atau pemanfaatan daun
bakau bagi binatang ternak.
¨ Selama
proses pembusukan, hutan bakau menjadi sumber makan utama untuk moluska,
kepiting, cacing dan binatang-binatang kecil lainnya.
¨ Sebagai
pelindung dan stabilisator garis pantai dan bahaya abrasi.
¨ Sebagai
pengikat lumpur dalam pembentukan lahan
Kerusakan
hutan bakau yang utama adalah alih fungsi hutan bakau tersebut menjadi daerah
tambak (Kep. Karimunjawa, Cilacap), daerah pemukiman (Tanah Mas Semarang),perluasan
objek wisata atau rekreasi. Belum lagi penebangan hutan bakau sebagai kayu
bakar atau bahan bangunan. Polusi minyak juga mengancam tumbuhnya hutan bakau.
D)
Masalah Lingkungan Secara Lokal (Kota
Semarang)
Kota
Semarang yang merupakan ibukota Propinsi Jawa Tengah dapat digolongkan sebagai
kota metropolitan. Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16
kecamatan dan 177 kelurahan. Luas
wilayah kota Semarang 373, 70 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun
2008 adalah sebesar 1.481.640 jiwa. Secara umum masalah lingkungan yang terjadi
di Kota Semarang antara lain penyebaran air payau (intrusi air laut), longsor
dan limbah cair, banjir dan rob.
1
Penyebaran Air Payau
Penyebaran
Air Payau di Kota Semarang semakin luas dan kadar garam semakin tinggi. Pemanfaatan
air tanah di kawasan pantai yang dilakukan berlebihan tanpa perhitungan akan
menyebabkan air laut begitu mudah meresap ke darat. Kondisi menyolok terjadi di
sekitar Tawangasari, Tambaklorog, Genuksari, Wonosari,Tambaksari, dan Bedono.
Pada daerah-daerah tersebut, sampai kedalaman 40 m air tanah sudah payau. Air
tanah segar baru didapat pada kedalaman lebih dari 60 m. Hampir semua air tanah
dangkal di kawasan Semarang, terutama sumur gali dengan kedalaman sampai 10 m
memiliki salinitas tinggi.
2
Banjir dan Rob
Banjir
yang terjadi di Kota Semarang pada umumnya disebabkan karena tidak terkendalinya
aliran sungai, akibat kenaikan debit, pendangkalan dasar badan sungai dan penyempitan
sungai karena sedimentasi, adanya kerusakan lingkungan pada daerah hulu (wilayah
atas kota Semarang) atau daerah tangkapan air (rechange area) serta
diakibatkan pula ketidakseimbangan input – output pada saluran drainase kota.
Cakupan banjir saat ini telah meluas di beberapa kawasan di kota Semarang, yang
mencakup sekitar muara kali Plumbon, Kali Siangker sekitar Bandara Achmad yani,
Karangayu, Krobokan, Bandarharjo, sepanjang jalan di Mangkang, kawasan Tugu
Muda – Simpang Lima sampai Kali Semarang, di Genuk dari Klaigawae sampai
perbatasan Demak.
Persoalan
yang juga sering muncul adalah terjadi air pasang laut (rob) di beberapa bagian
di wilayah perencanaan yang menjadi langganan genangan akibat rob. Saluran
drainase yang mestinya menjadi saluran pembuangan air ke laut berfungsi
sebaliknya (terjadi backwater), sehingga sistem drainase yang ada tidak dapat berjalan dengan semestinya.
Hal ini menjadi lebih parah bila terjadi hujan pada daerah tangkapan dari
saluran-saluran drainase yang ada. Sehingga terjadi luas genangan yang semakin
besar dan semakin tinggi.
3
Longsor
Daerah
perbukitan di Kawasan Kota Semarang rawan longsor. Tujuh dari 16 kecamatan di
Kota Semarang memiliki titik-titik rawan longsor. Ke tujuh kecamatan tersebut
adalah Manyaran. Gunung Pati, GajahMungkur, Temba;lang, Nglaiyan, Mijen, dan
Tugu.Kontur Tanah di kecamatan-kecamatan tersebut sebagian adalah perbukitan
dan daerah patahan dengan struktur tanah yang labil.
Pengertian
tanah longsor adalah terjadinya pergerakan tanah atau bebatuan dalam jumlah
besar secara tiba-tiba atau berangsur yang umunya terjadi di daerah terjal yang
gundul serta kondisi tanah dan bebatuan yang rapuh. Air hujan adalah pemicu
utama terjadinya tanah longsor. Ulah manusia pun bisa menjadi penyebab tanah
longsor seperti penambangan tanah, pasir dan batu yang tidak terkendalikan.
Menurut organisasi MPBI (Masyarakat Peduli Bencana Indonesia), gejala umum
tanah longsor meliputi:
¨ Muncul
retakan-retakan di lereng yang sejajr denganarah tebing
¨ Muncul
mata air secara tiba-tiba
¨ Air
sumur di sekitar lereng menjadi keruh
¨ Tebing
rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Masalah Lingkungan secara global yaitu
perubahan iklim ( pemanasan global), penipisan lapisan ozon, efek rumah kaca,
hujan asam.
2.
Masalah lingkungan secara nasional yaitu
kerusakan hutan tropis, kerusakan terumbu karang,kerusakan hutan bakau.
3.
Masalah lingkungan secara local yaitu
penyebaran air payau, (intrusi air laut), banjir dan rob, longsor
B.
Saran
1.
Gunakan barang-barang yang ramah
lingkungan
2.
Melanjutkan konservasi lingkungan
3.
Belajar untuk menemukan barang-barang
yang bermanfaat sebagai pengganti
barang-barang yang merusak lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Tim penyusun PLH. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang:
Unnes.
Edrian Dwa Wadhissa & Muhammad
Mustolihudin blog (posted 25
Desember 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar