Sabtu, 23 Maret 2013

Lingkungan dan Permasalahannya


PENDAHULUAN


Masalah Lingkungan sudah ada sejak dahulu. Masalah lingkungan yang akan kami bahas ini terbagi menjadi 3, yaitu masalah lingkungan lokal, nasional, dan internasional. Masalah lingkungan ini dikarenakan kemajuan teknologi yang menggunakan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan. Misalnya saja permasalahan lingkungan lokal yaitu di Kota Semarang, masalah lingkungan yang umum terjadi di Kota Semarang, antara lain penyebaran air payau (intrusi air laut), longsor dan limbah cair, banjir dan rob. Selain itu masalah lingkungan secara nasional ada kerusakan hutan tropis, kerusakan terumbu karang, kerusakan hutan bakau, dan tentunya  masih banyak lagi, namun kami hanya membahas sebagian saja. Masalah Lingkungan secara global antara lain, perubahan iklim (Pemanasan Global), penipisan lapisan Ozon, Efek rumah kaca, Hujan Asam. Masalah lingkungan ini tentu tidak bisa dihapuskan, namun kita sebagai manusia bisa menguranginya atau menghentikan perluasan masalah ini dengan menjaga lingkungan, seperti mengurangi atau bahkan mengganti barang-barang yang tidak ramah lingkungan ke barang-barang yang ramah lingkungan. Seperti semboyan Unnes, konservasi lanjutkan, begitulah seharusnya kita menjaga alam ini. Dengan menjaga alam maka alam akan menjaga kehidupan manusia.
Kami berharap dengan pembuatan makalah ini, minimal kami bisa lebih peka lagi terhadap lingkungan dengan mengetahui bahwa lingkungan ini sudah mulai ada masalah. Pengetahuan akan masalah lingkungan ini membuat kami berkewajiban untuk menjaga dan menemukan solusi dari permasalahan ini. Dan akhirnya kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kami dan pembaca. Kritik dan saran terus kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
  





















A)  Lingkungan dan Permasalahannya

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982) (Edrian Dwa Wadhissa & Muhammad Mustolihudin blog).
Kerusakan lingkungan mengakibatkan kerusakan kehidupan, contohnya smog, asap menyerupai kabut yang berasal dari buangan mobil dan pabrik yang kemudian bereaksi dengan matahari, akan menganggu kesehatan (sistem pernafasan). Juga pengaruh logam berat air raksa (Hg) yang menyebabkan penyakit Minamata serta limbah logam cadmium (Cd) yang menyebabkan penyakit Itai-itai (keduanya di Jepang). Contoh diatas telah menarik perhatian serius beberapa negara sejak mulai 1970-an, tepatnya setelah diselenggarakan konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockhlom 5-11 Juni 1972. Sehingga tanggal 5 Juni selain dijadikan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (The Environment Day), didirikan pula badan PBB yang mengurus masalah lingkungan yaitu United Nation Enviromental Programme  (UNEP). Perlu diketahui bahwa pada konferensi tersebut ikut serta perwakilan Indonesia, yang sebelumnnya telah mengadakan seminar tentang lingkungan hidup untuk pertama kalinya di Indonesia 15-18 Mei 1972 (Soemarwoto, 1977 sebagaimana dikutip oleh Tim penyusun PLH. 2009).
Beberapa hal pokok yang menyebabkan timbulnya masalah lingkungan antara lain adalah tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, meningkatnya kualitas dan kuantitas limbah, adanya pencemaran lintas batas negara.
                                              
B)   Masalah Lingkungan Secara Global

Masalah lingkungan saat ini menjadi salah satu isu yang paling sering dibahas baik oleh pemerintah, peneliti maupun badan organisasi di level internasional maupun lokal. Beberapa masalah lingkungan global anatara lain:

1        Perubahan Iklim (Pemanasan Global)

Dampak Perubahan Iklim Laporan “Climate Change 2007: Climate Change Impacts, Adaptation and Vulnerability” memuat dampak perubahan iklim yang sudah dan yang mungkin akan terjadi di masa depan. Salah satu kesimpulannya, pemanasan global akan memberi dampak negative yang nyata bagi kehidupan ratusan juta warga di dunia. Salah satunya adalah meningkatnya suhu permukaan bumi sepanjang lima tahun mendatang. Ini akan mengakibatkan gunung es di Amerika Latin mencair. Dampaknya panen gagal, yang hingga tahun 2050 membuat 130 juta penduduk dunia terutama di Asia mengalami kelaparan. Pertanian gandum di Afrika juga bernasib sama. Pemanasan global juga membuat permukaan laut meningkat, lenyapnya beberapa spesies dan bencana nasional yang makin meningkat. 30% garis pantai di dunia lenyap pada 2080. Lapisan es di kutub mencair hingga terjadi aliran air di Kutub Utara dan membuat Terusan Panama terbenam.
Meski tingkat emisi GRK (Gas Rumah Kaca) terus meningkat, ada banyak peluang untuk menguranginya. Salah satu cara melalui perubahan gaya hidup dan pola konsumsi. IPCC memberikan rekomendasi kebijakan dan instrument yang dinilai efektif menurunkan emisi GRK, seperti dalam sektor energi:             (http://walhibali.blogspot.com/2007)
- Mengurangi subsidi bahan bakar fosil.
- Pajak karbon untuk bahan bakar fosil.
- Kewajiban menggunakan energi terbarukan.
- Penetapan harga listrik bagi energi terbarukan.
- Subsidi bagi produsen

2        Penipisan Lapisan Ozon

Berlubangnya lapisan ozon sebagian besar disebabkan oleh CFC (Chlorofluorocarbons), HCFC (Hydrochlorofluorocarbons), HFC (Hydrofluorocarbons), dan PFC (Perfluorocarbon). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak bereaks, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berbahaya. Banyak di gunakan untuk mengembangkan busa kursi, untuk AC, pendingin lemari es dan penyemprot rambut. Tetapi, ternyata ada juga keburukan dari gas ini. (Edrian Dwa Wadhissa & Muhammad Mustolihudin blog)
 Peristiwa berlubangnya ozon karena CFC melalui urutan sebagai berikut: CFC terlepas dari sumber dan naik ke stratosfer , sinar matahari memecah CFC sehingga menjadi atom klorin yang kemudian menjadi penyebab rusaknya lapisan ozon. Berlubangnya lapisan ozon mengakibatkan semakin banyak radiasi  yang mencapai permukaan bumi. Untuk manusia, paparan sinar UV yang berlebihan mengakibatkan kanker kulit, katarak, dan memperlemah sistem kekebalan tubuh. Peningkatan radiasi UV juga mengakibatkan  berkurangnya hasil panen  dan gangguan pada rantai makanan di laut.
                                                                                                           
3        Efek Rumah Kaca
Apabila kadar CO2 di atmosfer berlebihan dan tidak dapat segera di ubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan dunia yang di tebang setiap tahunnya, maka CO2 beserta debu akan membentuk lapisan seperti kaca, sehingga sinar ultra violet dari cahaya matahari yang masuk ke bumi yang mengenai tanah akan di pantul kan kembali ke atmosfer dan di pantul kan kembali oleh lapisan CO2 yang telah terbentuk di atmosfer kembali ke bumi dan demikian seterusnya peristiwa ini di sebut sebagai efek rumah kaca (green house). Sehingga suhu bumi akan meningkat atau terjadi global warming  (Edrian Dwa Wadhissa & Muhammad Mustolihudin blog).
4        Hujan Asam

Hujan Asam adalah istilah yang secara luas digunakan untuk campuran materi asam nitrit dan asam sulfit baik secara basah dan kering dari atmosfer melebihi jumlah normal. Penyebab atau unsur kimia pembentuk dari hujan asam berasal dari sumber-sumber alami  seperti kegiatan vulkanik dan vegetasi yang terurai, maupun yang diakibatkan oleh aktivitas manusia yang terutama berasal dari sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO2) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. “Gas ini dapat bereaksi dengan gas NO2 dan air hujan dan menyebabkan terjadinya hujan asam”, sebagaimana dikutip dalam Edrian Dwa Wadhissa & Muhammad Mustolihudin blog.

Hujan ini mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot, besi dan logam mudah berkarat, serta bangunan-bangunan jadi cepat rusak. Pada area dengan cuaca kering, unsure kimia asam dapat berupa debu atau asap dan jatuh ke tanah dalam bentu deposisi kering, menempel ke tanah, gedung, rumah, mobil dan pepohonan. Partikel gas dan padat bersifat asam ini dapat terbilas air hujan dan jatuh sebagai air limpasan yang mengandung asam.
           
C)  Masalah Lingkungan Nasional

Keadaan dan masalah lingkungan pada tingkat nasional didahului oleh uraian mengenai keadaan dan masalah kependudukan yang secara global merupakan penyebab utama dan munculnya masalah lingkungan tersebut. Masalah kependudukan di Indonesia ditandai oleh laju pertumbuhan penduduk relatif masih tinggi, penyebaran penduduk belum berimbang, dan mutu kehidupan penduduk secara umum masih perlu ditingkatkan.
Hal demikian dibarengi oleh berbagai pola dan langkah pembangunan yang cenderung :

¨      Merusak /mengganggu sistem pendukung kehidupan manusia.
¨      Menciptakan ancaman dan bahaya buatan manusia dalam bentuk berbagai sumber bencana.
¨      Berlanjutnya dampak dan resiko lingkungan ini pada generasi masa datang
¨      Makin lemahnya struktur dan fungsi organisasi sosial masyarakat dalam berperan serta dalam mendukung kegiatan pembangunan maupun mengelola lingkungan
Masalah lingkungan nasional (lokal) yang ditimbulkan juga menimbulkan kerusakan pada alam yaitu:

1        Kerusakan Hutan Tropis

Kerusakan disebabkan penjarahan yang dilakukan secara terang-terangan menyebabkan hutan-hutan rusak parah. Di samping penjarahan kerusakan juga diakibatkan karena kebakaran baik karena faktor alam maupun ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.

2        Kerusakan Terumbu Karang

Terumbu karang adalah suatu tumbuhan dan hewan yang berada di daerah perairan laut dangkal.
Fungsi terumbu karang sebagai;

¨      Penahan gelombang sehingga erosi tepi pantai dapat dikurangi.
¨      Tempat tumbuhnya berbagai macam zooxantellae dan alga, sehingga  pada siang hari menghasilkan O2 yang diperlukan ikan dan makhluk hidup di bumi, sertadapat disajikan taman laut yang paling mengesankan.
¨      Sumber penghasilan dan makanan bagi masyarakat pesisir karena potensi perikanan terumbu karang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Kerusakan terumbu karang sampai kedalaman 3 m di Indonesia sangat menghawatirkan. Kegiatan manusia yang menyebabkan kerusakan terumbu karang antara lain penangkapan udang atau ikan dengan merusak karang, pengambilankarang untuk bangunan, pembersihan karang dan perairan pantai untuk keperluan pariwisata. Dengan rusaknya terumbu karang maka fugsi terumbu karang sebagai penahan gelombang, tempat tinggal banyak organism, potensi ekonomi dan pariwisata jelas terganggu.

3        Kerusakan Hutan Bakau
                    
Hutan bakau atau lebih dikenal dengan mangrove  adalah hutan yang tumbuh sepanjang daerah, pantai atau sekitar muara sungai dan sangat dipengaruhi pasang surut air laut. Tempat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, memilki hutan mangrove  yang sangat luas. Menurut data hutan mangrove  Indonesia diperkirakan 3,6 milyar hektar khusunya disepanjang pantai timur Sumtera, pantai Kalimantan dan Irian Jaya.
Fungsi Hutan Bakau (Reksodihardjo dan Lilley, 1996) adalah sebagai berikut:

¨      Hutan Bakau merupakan sumber daya yang kaya baik dalam hal penyedia tempat tinggal bagi bintang air seperti ikan, udang dan penyedia kayu atau pemanfaatan daun bakau bagi binatang ternak.
¨      Selama proses pembusukan, hutan bakau menjadi sumber makan utama untuk moluska, kepiting, cacing dan binatang-binatang kecil lainnya.
¨      Sebagai pelindung dan stabilisator garis pantai dan bahaya abrasi.
¨      Sebagai pengikat lumpur dalam pembentukan lahan
Kerusakan hutan bakau yang utama adalah alih fungsi hutan bakau tersebut menjadi daerah tambak (Kep. Karimunjawa, Cilacap), daerah pemukiman (Tanah Mas Semarang),perluasan objek wisata atau rekreasi. Belum lagi penebangan hutan bakau sebagai kayu bakar atau bahan bangunan. Polusi minyak juga mengancam tumbuhnya hutan bakau.

D)    Masalah Lingkungan Secara Lokal (Kota Semarang)

Kota Semarang yang merupakan ibukota Propinsi Jawa Tengah dapat digolongkan sebagai kota metropolitan. Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 kecamatan dan 177 kelurahan.  Luas wilayah kota Semarang 373, 70 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 adalah sebesar 1.481.640 jiwa. Secara umum masalah lingkungan yang terjadi di Kota Semarang antara lain penyebaran air payau (intrusi air laut), longsor dan limbah cair, banjir dan rob.

1        Penyebaran Air Payau
                                            
Penyebaran Air Payau di Kota Semarang semakin luas dan kadar garam semakin tinggi. Pemanfaatan air tanah di kawasan pantai yang dilakukan berlebihan tanpa perhitungan akan menyebabkan air laut begitu mudah meresap ke darat. Kondisi menyolok terjadi di sekitar Tawangasari, Tambaklorog, Genuksari, Wonosari,Tambaksari, dan Bedono. Pada daerah-daerah tersebut, sampai kedalaman 40 m air tanah sudah payau. Air tanah segar baru didapat pada kedalaman lebih dari 60 m. Hampir semua air tanah dangkal di kawasan Semarang, terutama sumur gali dengan kedalaman sampai 10 m memiliki salinitas tinggi.

2        Banjir dan Rob
Banjir yang terjadi di Kota Semarang pada umumnya disebabkan karena tidak terkendalinya aliran sungai, akibat kenaikan debit, pendangkalan dasar badan sungai dan penyempitan sungai karena sedimentasi, adanya kerusakan lingkungan pada daerah hulu (wilayah atas kota Semarang) atau daerah tangkapan air (rechange area)  serta diakibatkan pula ketidakseimbangan input – output pada saluran drainase kota. Cakupan banjir saat ini telah meluas di beberapa kawasan di kota Semarang, yang mencakup sekitar muara kali Plumbon, Kali Siangker sekitar Bandara Achmad yani, Karangayu, Krobokan, Bandarharjo, sepanjang jalan di Mangkang, kawasan Tugu Muda – Simpang Lima sampai Kali Semarang, di Genuk dari Klaigawae sampai perbatasan Demak.
Persoalan yang juga sering muncul adalah terjadi air pasang laut (rob) di beberapa bagian di wilayah perencanaan yang menjadi langganan genangan akibat rob. Saluran drainase yang mestinya menjadi saluran pembuangan air ke laut berfungsi sebaliknya (terjadi backwater), sehingga sistem drainase yang  ada tidak dapat berjalan dengan semestinya. Hal ini menjadi lebih parah bila terjadi hujan pada daerah tangkapan dari saluran-saluran drainase yang ada. Sehingga terjadi luas genangan yang semakin besar dan semakin tinggi.

3        Longsor
Daerah perbukitan di Kawasan Kota Semarang rawan longsor. Tujuh dari 16 kecamatan di Kota Semarang memiliki titik-titik rawan longsor. Ke tujuh kecamatan tersebut adalah Manyaran. Gunung Pati, GajahMungkur, Temba;lang, Nglaiyan, Mijen, dan Tugu.Kontur Tanah di kecamatan-kecamatan tersebut sebagian adalah perbukitan dan daerah patahan dengan struktur tanah yang labil.
Pengertian tanah longsor adalah terjadinya pergerakan tanah atau bebatuan dalam jumlah besar secara tiba-tiba atau berangsur yang umunya terjadi di daerah terjal yang gundul serta kondisi tanah dan bebatuan yang rapuh. Air hujan adalah pemicu utama terjadinya tanah longsor. Ulah manusia pun bisa menjadi penyebab tanah longsor seperti penambangan tanah, pasir dan batu yang tidak terkendalikan. Menurut organisasi MPBI (Masyarakat Peduli Bencana Indonesia), gejala umum tanah longsor meliputi:
¨      Muncul retakan-retakan di lereng yang sejajr denganarah tebing
¨      Muncul mata air secara tiba-tiba
¨      Air sumur di sekitar lereng menjadi keruh
¨      Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.











                                                                       




PENUTUP



A.    Kesimpulan

1.      Masalah Lingkungan secara global yaitu perubahan iklim ( pemanasan global), penipisan lapisan ozon, efek rumah kaca, hujan asam.
2.      Masalah lingkungan secara nasional yaitu kerusakan hutan tropis, kerusakan terumbu karang,kerusakan hutan bakau.
3.      Masalah lingkungan secara local yaitu penyebaran air payau, (intrusi air laut), banjir dan rob, longsor

B.     Saran

1.      Gunakan barang-barang yang ramah lingkungan
2.      Melanjutkan konservasi lingkungan
3.      Belajar untuk menemukan barang-barang yang bermanfaat  sebagai pengganti barang-barang yang merusak lingkungan



DAFTAR PUSTAKA
                                                  
Tim penyusun PLH. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang: Unnes.
Edrian Dwa Wadhissa & Muhammad Mustolihudin blog (posted 25 Desember 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar